
Rasulullah Saw memberikan perhatian besar kepada anak yatim. Dalam sebuah hadis sahih:
“Aku dan orang yang memelihara anak yatim itu akan masuk surga seperti ini,” sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan keduanya. (HR. Bukhari)
Hal ini menggambarkan bahwa menyayangi anak yatim bukan hanya tentang materi, melainkan juga tentang kehangatan dan penguatan jiwa mereka.
Menegaskan hal ini, Prof Quraish Shihab, tokoh intelektual dan mufassir Indonesia, menekankan bahwa perhatian terhadap anak yatim seharusnya tidak berhenti pada bantuan materi.
“Pemberian perhatian kepada anak yatim itu pada sisi mentalnya, pendidikannya. Karena itu, ayatnya turun: jangan hardik dia, jangan abaikan dia. Nanti setelah itu, baru ada perhatian, beri dia makan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa bantuan materi harus diarahkan untuk menunjang pembinaan mental dan pendidikan mereka.
“Kalau mau memberikan materi, maka berikanlah materi tersebut untuk pembiayaan mental dan pendidikannya,” ujar Menteri Agama RI Tahun 1998.
Tak hanya anak yatim, Islam juga memerintahkan untuk memperhatikan kaum duafa. Allah SWT berfirman:
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 8)
Rasulullah Saw juga bersabda:
“Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhannya.” (HR. Muslim)
Keduanya tentu menjadi dasar kuat bahwa berbagi kepada sesama adalah wujud nyata dari keimanan dan kasih sayang sosial yang diajarkan oleh Islam.
Kita tahu, di Indonesia, banyak anak yatim yang hidup dalam kondisi serba kekurangan. Mereka membutuhkan dukungan untuk dapat melanjutkan hidup dengan layak, memperoleh pendidikan yang baik, serta memiliki harapan masa depan yang lebih cerah.
Di sisi lain, situasi krisis kemanusiaan di Palestina juga menunjukkan penderitaan yang mendalam. Genosida di sana telah menyebabkan banyak anak Palestina kehilangan orang tua dan tinggal dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Keterbatasan akses terhadap makanan, layanan kesehatan, serta pendidikan membuat anak-anak yatim di Palestina menjadi kelompok yang sangat rentan.
Melalui campaign ini, NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk memperluas kepedulian tidak hanya kepada anak-anak yatim di dalam negeri, tetapi juga kepada mereka yang terdampak konflik di belahan dunia lain, sebagai wujud nyata dari solidaritas dan kemanusiaan.
NU Care-LAZISNU mengajak #SahabatPeduli untuk bersama-sama menyalurkan cinta kepada anak-anak yatim dan kaum duafa berupa:
Bantuan untuk Yatim Duafa Indonesia:
- Santunan Pendidikan: bantuan tunai untuk mendukung keberlanjutan pendidikan anak-anak yatim.
- Paket Peralatan Sekolah: tas, alat tulis, dan perlengkapan belajar lainnya.
Bantuan untuk Yatim Duafa Palestina:
- Paket Makanan Bergizi: paket kebutuhan nutrisi anak-anak yatim yang terdampak konflik.
- Kegiatan Psikososial: dukungan trauma healing dan aktivitas edukatif yang bertujuan memperkuat kondisi mental-emosional mereka.
Mari kita hadirkan senyum, harapan, dan masa depan yang lebih baik untuk mereka. Bukan hanya dengan sedekah materi, tetapi juga dengan mendukung pendidikan dan pembinaan mental mereka. Karena di balik tangan yang memberi, ada harapan yang tumbuh dan keberkahan yang mengalir.
Tebarkan Cinta untuk Yatim-Duafa di Indonesia dan Palestina
Terkumpul
Rp29.178.773
Sisa Hari